My Profile

My photo
This blog is just a place to put all my ideas, my thoughts, my random ones. Just to make sure I am not insane enough...

Sunday, March 27, 2011

When Love Asks You to Share Your Feelings

Ngeliat postingan terbaru Si Kholid tentang "love", membuat gw kembali membuka lembar asmara gw yang emang ga gw buka setelah gw jadian dengan pacar gw yang sekarang. Dan kalo gw inget-inget lagi, betapa berbeda rasanya punya status dengan ga punya status. 7 tahun yang lalu, gw masih menganggap pacaran itu haram, karena aktifitasnya yang mendekati zina. Prinsip ga pacaran tertanam kokoh di otak dan keyakinan gw. Tapi yang namanya manusia normal, yes, I fall in too... Saat cinta memanggil lo dengan segala keindahannya, dengan segala harapan semu yang belum pasti lo dapet, dengan segala kristal yang jatuh dari kedua bola mata yang indah, dengan segala rasa sesak yang menusuk; apa yang akan lo lakukan? Di otak gw dulu, yang namanya pacaran ga jauh-jauh dari berduaan, pegangan tangan, segala aktivitas yang cuma berduaan aja (khalwat istilahnya). Tapi sepanjang pengamatan gw, kenapa orang-orang yang bilang pacaran itu haram justru sangat brengsek saat suka sama seorang cewek? (well, gw lebih mengistilahkan ini dengan kata "tameng"). Ga pacaran, tapi perhatian banget. Mulai dari boncengin ke mana-mana, sms lagunya KANGEN BEN "kamu di mana, dengan siapa? semalam berbuat apa? lalalala...", ngelarang lo ini itu *udah ngalahin bokap lah lagaknya, dan ngerasa kayak lo milik dia lah. Dari sini, gw mulai mempertanyakan apa yang mereka maksud dengan pacaran itu?

Tapi, semakin bertambahnya umur gw, semakin gw belajar untuk mengerti keadaan ini, gw mengambil kesimpulan bahwa pacaran itu bukan yang seperti itu, pacaran ga membuat lo merasa memiliki dengan posesif. Pacaran itu justru membuat lo belajar untuk mengerti pasangan lo, melindungi orang yang lo sayang, menjadi teman yang paling setia saat semua orang tidak ada di pihak lo, belajar untuk menjaga diri lo dari zina, dan masih banyak hal positif yang bisa gw dapet dari hubungan ini. Gw sama dia bahkan ga ada rasa posesif sama sekali, gw masih sering kongekin dia sampe mukanya merah kayak kepiting rebus sangking malunya pas gebetan dia dulu lewat, dia juga sering banget kongekin gw kalo gw ada interaksi dengan cowok yang gw taksir dulu, ga ada sama sekali marah-marahan yang ga jelas  karena emang gw sama dia menganut "komunikasi itu sangat penting dan segalanya dalam hubungan". Dan kalo lo tanya, gw banyak sedih-sedihannya apa senengnya selama pacaran, well, hampir setahun gw sama dia, ribut itu masih bisa dihitung satu tangan. Tapi gw sama dia tidak sama sekali meng-saklekkan hubungan ini. Gw sama dia tetap berserah soal jodoh, karena ga ada garansinya sama sekali. gw sama dia cuma bisa ikhtiar menjaga hubungan ini baik. Dan gw seneng banget, hubungan yang gw jalani malah buat gw makin semangat untuk kuliah dan dapet nilai sebaik-baiknya, mengembangkan interest gw dalam menulis, serta meraih mimpi-mimpi gw yang jalannya sedang gw retas dari sekarang. And so does he...

Pacaran itu tergantung dari perspective mana lo ngeliatnya, dari segi nafsukan? dari segi kepossesivan kah? dari segi haram halalnya, atau dari segi pengembangan diri dan spiritual?

Dari proses hidup yang satu ini gw dapet beberapa pelajaran kehidupan yang ga akan gw dapet lagi:
Sudah tau cinta itu indah, kenapa kamu memperlakukannya seperti kentut?

4 comments:

  1. Pemikirannya bagus kak, gue suka dengan kata-kata "segi pengembangan diri dan spiritual" menurut gue itu sisi baik pacaran yang selama ini gue cari.

    Tapi gue mau mempermasalahkan kalimat "Sudah tau cinta itu indah, kenapa kamu memperlakukannya seperti kentut?" ini kenapa kentut dibawa-bawa coba? udah tau bau kenapa kamu hirup? hahaha

    ReplyDelete
  2. tanya aja sama yang bilang pacaran itu haram tapi pdkt sama orang yang dia sayang kayak udah jadi pacarnya...

    orang itu gw ibaratin orang yang lagi nahan kentut. SO PATHETIC...

    ReplyDelete